Rabu, 28 Desember 2016

SISTEM PENGINDRAAN


Sistem penginderaan

            Sistem penginderaan adalah organ akhir yang di khusus kan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantaraan yang membawa kesan rasa (sensori infersion) dari organ indra menuju ke otak, tempat perasaan ini ditafsirkan.

Serabut saraf dilengkapi dengan ujung akhir khusus yang mengumpulkan rangsangan yang khas di mana organ berhubungan. Sistem indra memerlukan bantuan sistem saraf yang menghubungkan badan indra dengan sistem saraf pusat. Organ indra merupakan sel-sel tertentu yang dapat menerima stimulus dari lingkungan maupun dari badan sendiri untuk diteruskan sebagai implus saraf melalui serabut saraf ke pusat susunan saraf. Setiap organ indra menerima stimulus tertentu. Interprestasi organ indra yang dapat diklasifikasikan yaitu organ indra umum seperti reseptor peraba yang tersebar di seluruh tubuh dan organ indra khusus seperti putting pengecap yang terbatas pada lidah.

Reseptor sensorik merupakan bagian dari neutron atau sel yang membentuk potensial aksi dalam neuron. Reseptor ini seringkali disertai sel yang bukan saraf yang mengelilinginya dan membentuk organ indra. Bentuk tenaga yang diubah-ubah oleh reseptor mencakup tenaga mekanik (raba dan tekan), suhu (derajat kehangatan), elektromagnetik (cahaya), dan kimiawi (bau dan pengecapan). Reseptor dalam tiap organ indra beradaptasi untuk berespons terhadap suatu bentuk khusus. Tenaga pada ambang jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan reseptor lain yang berespon terhadap bentuk tenaga lain.

Reseptor sensoris dikhususkan berespon terhadap salah satu bentuk khusus tenaga dan karena banyak variabel dalam lingkungan yang di terima maka banyak jenis reseptor yang berbeda. Misalnya, bunyi nada yang berbeda, terutama didengar karena perbedaan kelompok sel rambut dalam organ korti yang di aktivisasi maksimum oleh gelombang bunyi dari frekuensi yang berbeda.

Secara tradisional, indra khusus merupakan penghirupan, penglihatan, pendengaran, pengecapan, dan perabaan (reseptor kulit). Indra visera berhubungan dengan persepsi lingkungan dalam. Nyeri dan struktur visera diklasifikasikan sebagai sensasi visera.

 

Indra Pengelihatan

            Mata merupakan organ indra yang rumit. Mata disusun dari bercak sensitif cahaya primitif pada permukaan intervebrata. Dalam selubang perlindungannya, mata mempunyai lapisan reseptor. Sistem lensa bagi pemfokusan cahaya atas reseptor merupakan suatu sistem saraf untuk menghantarkan implus ke otak dan membentuk bayangan penglihatan yang disadari menjadi sasaran.

            Secara struktural, bola mata sepeti sebuah kamera, tetapi mekanisme persarafan yang ada tidak dapat dibandingkan dengan apapun. Lapisan saraf yang melapisi separuh bagian posterior bola mata merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang dihubungkan melalui suatu berkas serat  saraf yang disebut saraf optik (nervus optikus). Lapisan fibrosa yang terletak di luar sesuai dengan dura meter yang berwarna putih keruh. Antara lapisan fibrosa di luar dan retina terdapat suatu lapisan vaskular yang berfungsi sebagai nutrisi.

            Pada iris terdapat celah bulat di bagian tengah dengan diameter yang beragam dan disebut pupil. Retina berlanjut ke depan, tetapi sebagai lapisan tanpa saraf permukaan dalam badan siliar dan iris atau bagian siliar dan iridika retina.

            Saraf optik tidak keluar pada kutup posterior bola mata, tempat keluarnya sekitar 3 mm ke sisi nasal dan 1 mm di bawah kupu. mata merupakan suatu bulatan yang sedikit asimetris dan agak gepeng dari atas ke bawah. Titik pusat lengkungan kornea dan sclera disebut anterior dan kutup posterior.

 

Pertimbangan Anatomi

Palpebra

            Lubang orbita dilindungi oleh lipatan tipis yang dapat bergerak, yaitu kelopak mata (palpebra) yang terletak di depan mata. Fisura palpebra merupakan lubang berbentuk elips yang terletak di antara palpebra superior dan inferior yang merupakan tempat masuk ke dalam sakus konjungtiva. Glandula silaris sebasea bermuara langsung ke dalam folikel bulu mata. Glandula silari merupakan modifikasi kelenjar keringat. Konjungtiva adalah membran mukosa yang tipis yang melapisi palpebra.    

Aparatus lakrimalis

            Aparatus lakrimalis terdiri dari pas orbitalis yang besar dan pars palpebralis yang kecil yang saling berhubungan pada ujung lateral aponerosis m. levator palpebrae superior. Kelenjar ini terletak di atas bola mata bagian anterior dan superior orbita. Kelenjar ini mempunyai 12 saluran yang bermuara  pada permukaan bawah kelenjar dan bermuara pada bagian lateral fornik lateral konjungtiva.

            Persarafan glandula lakrimalis berasal dari nukleus lakrimalis nervus ke 7 (n. fasialis). Air mata mengalir membasahi korna dan kumpul dalam sakus lakrimalis melalui pungta lakrimalis yang berjalan ke medial dan bermuara dalam sakus lakrimalis.

Orbita

            Orbita adalah rongga berbentuk piramid dengan basis di depan dan apeks d belakang. Atap orbita di bentuk oleh pars orbitalis ossis ftontalis yang memisahkan orbita dengan fossa kranii anterior dinding lateral yang terdiri dari os zigomatikum dan ossis sfenoidalis. Dasarnya dibentuk oleh fasies orbitalis maksilaris.

Bola Mata

            Bola mata terbenam dalam korpus adiposum orbita, tetapi terpisah dari selubang fasia bola mata. Bola mata terdiri dari 3 lapisan, yaitu;

  1. Tunika fibrosa.
  2. Lamina vaskulosa.
  3. Tunika sensoria.

  Isi bola mata

            Isi bola mata adalah media refleksi yang terdiri dari humor aqueus, korpus vitreus, dan lensa.

  1. Humor aques adalah cairan bening yang mengisi kamera anterior dan kamera posterior bulbi yang merupakan sekret dari prosessus siliaris. Dari sini, cairan mengalir ke dalam kamera posterior kemudian ke dalam kamera anterior melalui pupila dan diangkut melalui celah-celah anglus irido kornealis ke dalam kanalis schlem. Gangguan drainase (pengeluaran cairan) aques humor berakibat meningkatnya tekanan intraocular yang disebut glukoma. Fungsi aques humor adalah menyokong dinding bola mata dengan memberi tekanan dari dalam dan memberi makan pada lens, serta membuang produk metabolisme karena lensa tidak memiliki pembuluh darah.
  2. Korpus vitreus mengisi bola mata di belakang lensa dan merupakan gelombang transparan yang dibungkus oleh membran vitrea. Pada daerah perbatasan dengan lens, membran vetreus menebal yang terdiri dari lapisan posterior yang menutup korpus vitreum. Lapisan anterior membentuk ligamentum suspensorium lensa yang melekat pada prosrssus siliare. Di dalam korpus vitreum tidak terdapat pembuluh darah yang fungsinya menambah daya pembesaran mata, menyokong permukaan posterior lensa, dan membantu melekatkan pars nervosa pada pars pigmentosa retina.
  3. Lensa adalah badan bikonveks yang transparan dan terletak di belakang iris, di dekat corpus vitreum, dan dikelilingi oleh proseus siliaris terdiri dari;

  1. Kapsul elastis yang membungkus struktur lensa yang berada dalam ketegangan sehingga menyebabkan lensa tetap berbentuk bulat.
  2. Epitel kuboid, terbatas pada permukaan anterior lensa.
  3. Serat-serat lensa, dibentuk dari epitel kuboid equator lensa.

Tarikan serat-serat ligamentum suspensorium cenderung menggepengkan lensa yang elastis sehingga mata dapat difokuskan melihat objek-obek yang jauh.

            Agar mata dapat melihat yang dekat, m. siliaris berkontraksi dan menarik korpus silare ke depan dan ke dalam sehingga serat ligamentum suspensorium dalam keadaan relaksi. Keadaan ini memungkinkan lensa menjadi lebih bulat. Dengan meningkatnya usia lensa maka bertambah padat dan kurang elastis dan akibatnya kemampuan berakomodasi akan berkurang (presbiopia). Kelemahan ini dapat di atasi dengan memakai lensa tambahan berupa kaca mata untuk penglihatan dekat.

 

Indra Pendengaran

            Pendengaran merupakan indra mekanoreseotor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga menerima gelombang suara yang frekuensinya berbeda dan menghantarkan informasi tersebut ke susunan saraf pusat. Telinga di bagi menjadi 3 bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.

Telinga Luar

  1. Aurikula, berfungsi mengumpulkan getaran udara. Aurikula berbentuk lempeng tulang rawan yang elastis dan tipis yang di tutupi kulit dan memiliki otot intrinsik yang disarafi  oleh n. fasialis.
  2. Meatus akustikus eksterna merupakan tabung berkelok-kelok yang terbentang  antara aurikula dan membran timpani. Meatus akustikus berfungsi menghantarkan gelombang suara dari aurikula ke membran timpani dengan panjang kira-kira 2,5 cm.

Telinga Tengah

            Telinga tengah (kuvum timpani) adalah ruang yang berisi udara dalam pars peterosa ossis temporalis yang dilapisi oleh membran mukosa. Di dalamnya terdapat tulang-tulang pendengar yang berfungsi meneruskan getaran membran timpani ke telinga dalam. Atap kavum timpani dibentuk oleh lempeng tulang tipis yang dinamakan tegmentum timpani yang merupakan bagian dari pars petrossa ossis temporalis yang memisahkan kavum timpani dari menigen dan lobus temporalis dalam fossa kranii media.

Telinga Dalam

            Telinga dalam (labirinitus) terletak dalam pars petrossa ossis temporalis, medial terhadap telinga tengah dan dari labirinitus osseus dan labirinitus membranosus.

Organ Korti

            Organ ini terdiri dari sel penyokong yang berjalan di sepanjang kokhlea yang berbentuk kerucut ramping. Bagian yang lebar dan mengandung inti disebut apeks masuk ke dalam permukaan bawah kepala sel tiang dalam. Sel rambut organ korti terletak dalam basis yang melebar dan mengandung 50-60 sel rambut styreosilia dan sel rambut bagian apikalnya tanpa kinosialis. Permukaan organ korti diliputi oleh suatu lembaran gelatinosa yang terdiri dari substansi dasar homogen yang mengandung materi serat yang menyebar di atas sel rambut.

Ganglion Spiral

            Ganglion spiral adalah nuron biporal yang merupakan cabang drein sentral akson bermielin  yang membentuk nervus akustikus. Cabang perifer (dendrit) yang bermielin berjalan dalam saluran-saluran tulang yang mengitari ganglion. Gelombang bunyi dikonduksi dari perilimf dalam vestibuli ke endolimfe dalam duktus kokhlearis dengan cara tertentu yang mempengaruhi sel-sel rambut. Nervus akustikus mempunyai bagian vestibularis untuk asupan dari bagian labirin, beberapa serat bergabung dengan nervus kokhlearis.

Proses Sistem Pendengaran

            Telinga luar menangkap gelombang bunyi dan diubah-ubah menjadi getaran-getaran oleh membran timpani. Getaran ini teruskan oleh rangkaian tulang pendengaran dalam telinga tengah ke perilimif dalam vestibulum yang menimbulkan gelombang tekanan dalam perilimf dengan pergerakan cairan dalam skala vestibuli dan skala timpani. Membran timpani pada tingkap bulat bergerak bebas sebagai katup pengaman dalam pergerakan cairan ini, yang juga basilarisnya. Membran basilaris pada basis kokhea peka terhadap bunyi berfrekuensi tinggi, bunyi berfrekuensi rendah lebih diterima pada bagian lain kokhlearis.

Indra Penciuman

            Indra penciuman merupakan alat visera (alat dalam rongga badan) yang erat hubungannya dengan gastrointestinalis. Sebagian rasa berbagai makanan merupakan kombinasi penciuman dan pengecapan. Reseptor penciuman merupakan kemoreseptor yang dirangsang oleh molekul larutan di dalam mukus. Reseptor penciuman merupakan reseptor jauh (telereseptor). Jaras penciuman tidak disiarkan dalam talamus dan tidak diproyeksikan neokorteks bagi penciuman.

Membran Mukosa Olfaktorius   

            Reseptor olfaktorius terletak di dalam bagian khusus mukosa hidung yang berpigmen kekuning-kuningan. Di antara sel-sel ini terdapat 10-20 juta sel reseptor. Setiap reseptor olfaktorius merupakan neuron dan membran mukosa olfaktorius merupakan tempat di dalam badan dengan susunan saraf terdekat ke dunia luar. Neuron mempunyai dendrit pendek dan tebal dengan ujung yang membesar, dinamakan batang olkatorius. Dari batang ini silia diproyeksikan ke permukaan mukus, silia merupakan prosessus yang tidak bermielin. Membran mukosa olfaktorius selalu ditutupi oleh mukus. Mukus ini dihasilkan oleh glandula bowman yang beada tepat di bawah lamina basalis. Mukus mengandung protein yang membantu transpor molekul berbau ke bulbus olfaktorius.

Transduksi Olfaktori

            Bau berupa gas atau zat yang menguap mencapai kavum nasal melalui nostril. Menghirup meningkatkan masukan gas dalam rongga hidung ke sinus superior. Gas tadi larut dalam cairan mukus dapat mengaktifkan sel reseptor.

            Ikatan bau molekul pengikat meningkatkan Amp dalam sel reseptor untuk melipatgandankan sinyal dan kemudian membuat depolarisasi membran dengan meningkatkan permeabilitas natrium dan kalsium. Akibat terjadinya potesional reseptor yang menginduksi potensial aksi dalam akson bulbus olfaktorius, penjumlahan elektroolfaktogram yang dapat direkam dari permukaan mukosa olfaktori.

Bulbus Ofaktorius

            Di dalam bulbus, akson reseptor berakhiran di antara sel dendrit dan sel mitral untuk membentuk sinap globular kompleks yang dinamakan glomeruli olfaktorius. Rata-rata 26.000 akson sel reseptor berkonvergensi pada tiap glomerulus. Akson sel mitral berjalan di posterior melalui stria olfaktori medialis dan stria olfaktoris lateralis ke korteks olfaktorius. Pontesial yang dibangkitkan telah di rekam dalam nuclei amigdaloid respon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar