sumber :
dari kutipan ringkasan buku “Struktur &
Komponen Tubuh Manusia” karangan
dari Drs.H.Syarifuddin.B.Ac (2002).
SISTEM
PENCERNAAN
Saluran pencernaan makanan menerima
makanan dari luar dan mempersiapkan bahan makanan untuk diserap oleh tubuh
dengan jalan proses pencernaan (pengunyah, menelan dan penyerapan) dengan zat
cair yang terdapat mulai dari mulut sampai ke anus. Setiap sel dalam tubuh
memerlukan suplai makanan yang terus menerus untuk dapat bertahan hidup.
Makanan tersebut akan memberikan energi, membangun jaringan yang baru,
mengganti jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan.
Fungsi utama sistem pencernaan
adalah menyediakan bahan zat nutrien yang sudah dicerna secara berkesinambungan
untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi dengan unsur-unsur air,
elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diperoleh tubuh, makanan harus
berjalan/ bergerak sepanjang saluran pencernaan. Makanan yang kita makan harus
diubah-ubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat diserap (diabsorbsi)
dan mengalami perubahan kimiawi dan fisik dalam saluran pencernaan. Zat makanan
merupakan sumber energi dari sel yang dapat membentuk ATP (adenosine trifosfat)
untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh. Proses pembakaran akan
menghasilkan panas yang dibutuh kan untuk mempertahankan suhu tubuh dan energi
untuk bekerja dan bergerak.
Pembuangan sisa /sampah sejumlah kecil dari
metabolisme akan diekskresikan melalui saluran akhir sistem pencernaan dalam
bentuk tinja. Di samping itu juga melalui paru-paru dan ginjal dalam bentuk
karbon dioksida dan urien.
Proses
Pencernaan
Peristiwa yang terjadi dalam sistem
pencernaan meliputi pergerakan makanan, sekresi getah cerna, pencernaan, dan
absorpsi.
Pergerakan
makanan
Gerakan mencampur, mengaduk, dan
mendorong isi lumen akibat kontraksi otot polos dinding saluran pencernaan,
mendorong isi lumen ke depan dengan kecepatan yang tidak sama, mencampur
makanan dengan liur dan membantu absorbsi dengan cara mendekatkan seluruh isi
lumen ke permukaan saluran pencernaan.
Sekresi
getah cerna
Sekresi getah cerna ini mulai dari
mulut sampai ke ileum dan dilakukan oleh kelenjar-kelenjar untuk mensekresi
air, elektrolit, dan bahan-bahan tertentu seperti enzim dan liur empedu
(mukus).
Absorbsi
Makanan
yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan hasil pencernaan dari
lumen menembus lapisan epitel dan masuk ke dalam darah atau cairan imfe. Permukaan
saluran pencernaan biasanya tidak rata/ licin, tetapi berlekuk-lekuk sehingga
menambah luas permukaan yang tersedia untuk absorbsi.
Lapisan
Dinding Saluran Pencernaan
Secara umum dinding saluran
pencernaan terdiri dari empat lapisan yang mempunyai fungsi masing-masing.
- Tunika mukosa.
- Tunika submukosa.
- Tunika muskularis.
- Tunika serosa.
Mulut
Mulut merupakan organ pertama dari
saluran pencernaan yang letaknya meluas dari bibir sampai ke istmus fausium,
yaitu perbatasan antara mulut dengan faring. Mulut terdiri dari bagian
vestibulum oris dan kavitas oris propia.
Vestibum
oris
Vestibum
oris berada di antara bibir dan pipi bagian luarnya, gusi dan gigi di bagian
dalamnya, dan bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lipatan membran mukosa
bibir, pipi, dan gusi. Pipi membentuk lateral vestibulum yang disusun oleh m.
buksinator dilapisi oleh membran mukosa. Sebelah luar, m. buksinator ditutupi
oleh fasia bukofaringealis yang berhadapan dengan gigi molar kedua, dan bagian
atas terdapat papila kecil tempat bermuaranya duktus glandula parotis.
Kavitas
oris propia
Bagian ini ada di antara arkus
alveolaris, gusi, dan gigi yang memiliki atap yang dibentuk oleh palatum durum
(palatum keras) di bagian depan dan palatum mole (palatum lunak) di bagian
belakang. Sebagian besar, dasar mulut di bentuk oleh anterior lidah dan lipatan
balik membran mukosa, sisi lidah pada bagian gusi di atas mandibula. Pada garis
tengah lipatan membran mukosa terdapat frenolim lingua yang menghubungkan
permukaan bawah lidah dengan dasar mulut. Di kiri dan kanan frenuolum lingua
terdapat papila kecil yang bagian puncaknya bermuara duktus glandula
submandibularis.
Organ
Kelengkapan Mulut
Bibir
Bagian eksternal bibir ditutupi oleh
kulit dan bagian internalnya dilapisi oleh jaringan epitel yang mengandung
mukosa. Bagian ini kaya pembuluh darah dan banyak terdapat ujung-ujung saraf
sensorik. Pada kavum oris terdapat dua buah palatum (tulang langit-langit),
yaitu palatum durum dan palatum mole.
Pipi
Pipi
merupakan alat kelengkapan mulut bagian luar yang dilapisi oleh kulit dan
bagian dalam dilapisi oleh jaringan epitel yang mengandung selaput lendir
(membran mukosa). Otot pengunyah memanjang dari maksila ke mandibula dan
sifatnya lebih elastis.
M. buksinator membentuk basis otot pipi sebelah luar. Pipi
memiliki fasia bukofaringeal dengan jaringan lemak korpus adiposa bukae dengan
kelenjar bukales.
Gigi
Gigi (dentis) merupakan alat bantu
yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara. Gigi terdiri dari gigi sulung dan
gigi permanen.
- Gigi sulung (gigi susu) tumbuh sejak umur 6-8 bulan dan akan lengkap 20 buah pada umur 2,5 tahun dengan rincian: 8 gigi seri (dens insisivus) bentuknya seperti pahat, gunanya untuk memotong dan 8 gigi geraham (dens molare) untuk menggiling dan menghancurkan makanan.
- Gigi permanen (gigi tetap) tumbuh pada umur 6-18 tahun, berjumlah 32 buah, susunannya sama dengan gigi susu ditambah dengan graham premolar sebanyak 12 buah dan merupakan penyempurnaan dari gigi susu.
LIDAH
Lidah
terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat lintang yang kasar,
dilengkapi dengan mukosa lidah, dan berperan dalam proses mekanisme pencernaan
di mulut dengan menggerakkan ke segala arah.
Bagian-bagian lidah
- Pangkal lidah (radik ligua). Pada pangkal lidah bagian belakang terdapat anak lidah (epiglotis) yang berfungsi menutup jalan pernafasan pada waktu menelan supaya makanan tidak masuk ke jalan pernafasan.
- Panggal lidah (dorsum lingua). Pada bagian ini terdapat putting-putting pengecap (ujung saraf pengecap) untuk menentukan rasa makanan (manis, asin, asam, pahit, dan lain-lain). Pada dursum lingua terdapat jonjot-jonjot kecil sebagai putting pengecap terdiri dari banyak papila.
- Ujung lidah (apeks lingua) membantu membalikkan makanan, proses berbicara, merasakan makanan yang di makan, dan membantu proses berbicara, merasakan makanan yang di makan, dan membantu proses menelan.
Kelenjar ludah
Kelenjar
ludah (saliva) merupakan kelenjar yang mensekresi larutan muskus ke dalam
mulut, membasahi, dan melumasi partikel makanan sebelum ditelan. Kelenjar ini
mengandung dua enzim pencernaan, yaitu lipase lingua untuk mencerna
lemak dan ptyalin/amilase untuk mencerna tepung.
Bagian-bagian kelenjar ludah
- Kelenjar ludah di bawah rahang (kel. Submaksilaris), terdapat di bawah rahang atas bagian tengah, salurannya bernama duktus Wartoni, dan bermuara pada rongga mulut, dekat frenolum lingua.
- Kelenjar ludah bawah lidah (kel. Subligua), terdapat di bawah selaput lendir dasar rongga mulut, bermuara di dasar rongga mulut, dan di persarafi oleh saraf tak sadar.
- Kelenjar parotis, terletak di bagian bawah bagian depan telinga di antara prosesus mastoid kiri dan kanan dekat os mandibula, salurannya bernama duksus stensoni, keluar dari glandula parotis menuju rongga mulut melalui pipi (m. bukinator). Sekresi saliva normalnya setiap hari 1000-1500 ml.
Fungsi saliva
- fungsi mekanis, mencampur salvia dengan makanan agar menjadi lunak atau setengah cair di sebut bolus agar mudah ditelan dan mendinginkan makanan.
- Fungsi kemis, melarutkan makanan yang kering untuk dapat dirasakan, misalnya butiran gula/ garam dalam mulut akan larut dengan perantaraan saliva. Di samping itu, saliva juga memantau gigi-gigi yang busuk dengan mengganti suasana asam yang ditimbulkan bakteri pembusuk menjadi suasana alkalis.
Faring
Faring
merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan,
panjangnya kira-kira 12 cm, terbentang
tegak lurus antara basisi kranii setinggi vertebrae servikalis ke-4 ke bawah
setinggi tulang rawan krikoedea. Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat
(jaringan otot melingkar), organ terpenting di dalamnya adalah tonsil, yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi, menyaring dan mematikan
bakteri/ mikroorganisme yang masuk melalui jalan pencernaan dan pernafasan.
Faring berlanjut ke esofangus untuk pencernaan makanan. Faring terdiri atas
tiga bagian yaitu ;
- Nasofaring (pars nasale).
- Orofaring (pars oralis).
- Laringofaring (pars laringis).
Faring pada proses menelan
Peristiwa
menelan (deglusio) merupakan mekanisme kompleks. Faring melakukan gerakan
mencegah masuknya makanan ke jalan pernafasan dengan menutup sementara hanya
beberapa detik dam mendorong makanan masuk ke dalam esofagus agar tidak
membahayakan pernafasan. Dalam hal ini terjadi penyilangan antara jalan makanan dengan jalan pernafasan.
Jalan makanan masuk ke belakang dan jalan pernafasan masuk ke depan melewati
epiglotis lateral melalui piliformis masuk ke esofangus. Peristiwa menelan
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ;
- Stadium volunter
- Stadium farugeal.
- Stadium esophageal.
Muntah
Muntah
(emisi) merupakan suatu perasaan tidak enak yang disebabkan pengosongan lambung
secara berlawanan. Isi gastrointestinal keluar melalui mulut.
Sebab terjadinya muntah
- Iritasi yang kuat saluran pencernaan karena toksin bakteri, alkohol berlebihan.
- Peregangan saluran pencernaan berlebihan.
- Rangsangan berlebihan pada saluran pencernaan misalnya karena bumbu makanan yang berlebihan.
Implus muntah melalui aferen vangus dan
simpatikus ke pusat muntah yang letaknya di mendula dekat traktus solitaries
setinggi nukles motorik dorsalis vagus.
Mekanisme muntah
Impuls
sensori dari daerah yang teriritasi mencapai pusat muntah di mendula dan
mengawali sejumlah respons motorik. Otot
dinding abdomen dan diagfragma berkontraksi meningkatkan tekanan intraabdominal.
Sfingter gastroesofangus berrelaksasi, palatum lunak terangkat untuk menutupi
saluran ke hidung sehingga isi lambung dan duodenum dimuntahkan ke luar melalui
esofagus dan faring. Sebelum muntah, wajah terlihat pucat, rasa mual, dan
sekresi saliva meningkat.
Esofagus
Esophagus
(kerongkongan) merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring.
Panjangnya lebih kurang 25 cm. posisinya vertikal, dimulai dari bagian tengah
leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada di belakang trakea. Pada
bagian dalam di belakang, jantung menembus diagfragma sampai rongga dada dan
fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri diagfragma.
Lapisan dinding esophagus dari dalam keluar
- Lapisan selaput lendir (mukosa)
- Lapisan sub mukosa
- Lapisan otot melingkar (m. sirkular)
- Lapisan otot memanjang (m. longitudinal)
Lambung
Lambung
merupakan sebuah kantong yang letaknya antara esophagus dan usus halus sebelah
kiri abdomen di bawah diagfragma bagian depan pankreas dan limpa. Lambung
merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik
terutama di daerah epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah
makanan yang masuk, adanya gelombang peristalik tekanan organ lain, dan postur
tubuh.
Struktur lambung
Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak sebelah
kiri ostium kardiakum, dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus
terdapat katup sfingter kardiak.
Korpus ventrikuli
Bagian
ini merupakan segitiga ostium kardiakum, yaitu suatu lekukan pada bagian bawah
kurvatura minor dan merupakan bagian utama dari lambung.
Antrum pilorus
Antrum
pylorus merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang
tebal membentuk sfingter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal
dan berlanjut ke duodenum.
Kurvatura minor
Kurvatura
minor ada di sebelah kanan lambung dan terbentang dari ostium kardik sampai ke
pylorus. Kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor, suatu lipatan
ganda dari peritonium.
Kurvatura Mayor
Bagian
ini terbentang pada sisi kiri ostium kardinal melalui fundus ventrikuli menuju
ke kanan sampai ke pylorus inferior. Karvatura Mayor lebih panjang dari
karvatura minor dan dihubungkan dengan kolon transversum oleh omentum Mayor
lipatan ganda dari peritoneum.
Ostium kardium
Ostium
ini merupakan tempat esofaring bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini
terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfingeter khusus, hanya
berbentuk cincin yang membuka dan menutup ostium dengan kontraksi dan
relaksasi. Ostium dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot
pada dasar esofaring.
Lapisan lambung
- Lapisan selaput lendir (mukosa). Bila lambung dikosongkan, lapisan ini berlipat-lipat yang disebut rugae.
- Lapisan otot melingkar (m. auricularis). Lapisan ini merupakan jaringan otot yang kuat.
- Lapisan otot panjang (m. longitudinal). Lapisan ini merupakan susunan lapisan otot lambung yang panjang.
- Lapisan otot miring (m. obliques). Lapisan ini mempunyai otot bergaris miring.
- Jaringan ikat (peritonium) atau serosa. Jaringan ini melapisi lambung bagian luar.
Fungsi Lambung
Menampung makanan
Lambung
menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan, dan
menghaluskan makanan dengan gerakan peristalik lambung dan getah lambung.
Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara, yaitu mekanis dan kimiawi.
- Mekanis. Menyimpan, mencampurkan dengan sekret lambung, dan mengeluarkan kimus didalam usus. Pendorong makanan terjadi secara gerakan peristalik setiap 20 detik.
- Kimiawi (khemis). Bolus dalam lambung akan dicampurkan dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang di hasilkan, antara lain pepsin, asam garam, renin, dan lapisan lambung.
Sekresi getah lambung
Sekresi
getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan
merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf
sehingga menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut
sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami tiga fase, yaitu:
- Fase serebral.
- Fase gastric.
- Fase intestinal.
Gerakan lambung
Apabila
makanan ditelan oleh otot polos di fundus, korpus lambung secara refleks
melemah sebelum makanan sampai di lambung sehingga volume lambung meningkat
sebesar 1,5 liter tanpa peningkatan tekanan yang nyata.
Reseptif
relaksasi ini berlangsung dengan perantara nervus vagus dan dikoordinasi oleh
pusat menelan. setelah lambung terisi penuh, kontraksi mulai melemah di daerah
fundus dan korpus menekan isi lambung. Kontraksi ini untuk beberapa waktu tidak
menimbulkan pencampuran isi lambung dengan getah lambung. Kontraksi akan
meningkatkan tonus lambung menyebar ke daerah korpus karena belum dapat
melewati pylorus yang hanya dapat dilewati oleh partikel berukuran kecil (1mm).
Keaktifan
di antrum akan mencampur dan mengaduk isi lambung dengan cepat dan cermat
dengan sekresi lambung, membelah makanan menjadi partikel yang lebih kecil, dan
mencurahkan isi lambung yang sudah dalam bentuk khimus (setengah cair)
pelan-pelan masuk ke duodenum karena pompaan antrum pylorus.
Kecepatan pengosongan lambung
Kecepatan pengosongan lambung tergantung pada
jenis makanan yang terdapat dalam lambung. Karbohidrat cepat meninggalkan
lambung, sedangkan lemak lambat meninggalkan lambung. Keadaan di duodenum
dipengaruhi oleh volume peregangan dinding lambung, keasaman lambung, hasil
pencernaan protein, dan hasil sekresi lemak. Keaktifan kuat lambung yang kosong
dapat dirasakan dan dapat dirasakan dan dapat menimbulkan rasa nyeri secara
samar-samar karena disertai rasa lapar.
Pengaturan sekresi getah lambung
Mekanisme saraf
Reflek
pendek atau lokal dan reflek panjang nervus melibatkan neuron kolinergik yang
merangsang sekresi HCl pepsin dan mukus.
Mekanisme hormonal
Gastrin
merangsang sekresi HCL pepsin dan pertumbuhan mukosa lambung perantaraan
gastrin relasing peptida.
Usus Halus
Usus halus (intestium minor)
merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pylorus
dan berakhir pada sekum, panjangnya lebih kurang 6 meter, dan merupakan saluran
pencernaan paling panjang dari tempat proses pencernaan dan absorpsi
pencernaan. Bentuk dan susunannya berupa lipatan-lipatan melingkar. Makanan
dalam intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang memberikan
permukaan yang lebih halus, banyak jonjot-jonjot tempat absorbsi dan memperluas
permukaannya. Pada ujung dan pangkalnya terdapat katub. Intestium minor
terletak dalam rongga abdomen dan dikelilingi oleh usus besar.
Lapisan
usus halus
Tunika
mukos
Lapisan ini banyak memiliki lipatan yang
membentuk plika sirkulasi dan villi intestinal (jonjot-jonjot) yang selalu
bergerak karena pengaruh hormon jaringan villi kinnin. Villi ini banyak
mengandung pembuluh darah dan limfe. Pada bagian ini terjadi penyerapan lemak
yang telah di emulsi.
Tunika propia
Pada bagian dalam dari tunika mukosa terdapat
jaringan limfoid nodule limpatisi dalam bentuk sendiri-sendiri dan berkelompok.
Tiap kelompok lebih kurang 20 noduli limpatisi. Kumpulan ini di sebut plaque
peyeri yang merupakan tanda khas dari ileum. Pada penyakit tipus abdominalis, plaque
peyery sering meradang kerena infasi kumanan Salmonella typhosa.
Tunika submukosa
Lapisan ini terdapat anyaman pembuluh darah dan
saraf yang merupakan anyaman saraf simpatis.
Tunika muskularis
Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu
lapisan otot sirkuler dan otot longitudinal. Diantar keduanya terdapat anyaman
serabut saraf yang disebut pleksus mienterikus auerbachi.
Tunika serosa (adventisia)
Lapisan ini meliputi seluruh jejunum dan ileum.
Struktur Usus Halus
Duodenum
Bentuk
nya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada
bagian kanan duodenum terdapat bagian yang membukut tempat bermuaranya saluran
empedu (duktus koledukus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus) yang
dinamakan papila vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak
mengandung kelenjar brunner memproduksi getah intestinum.
Jejunum
Panjangnya
2-3 meter, berkelok-kelok, terdapat di sebelah kiri atas itestinum minor dengan
perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas (mesentrium).
Ileum
Ujung
batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya lebih kurang 4-5 meter.
Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah yang
berhubungan dengan sekum perantaraan lubang yang disebut orifism ileosekalis
yang diperkuat oleh sfingter dan dilengkapi oleh sebuah katub valvula ceicalis
(vulvula bauchini) yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens
agar tidak masuk kembali ke dalam ileum.
Kontraksi
Usus Halus
Kontraksi usus halus dikoordinasikan
oleh suatu gelombang depolarisasi usus halus yang bergerak dari otot polos
sirkuler duodenum ke arah kaudal. Frekuensi tertinggi duodenum adalah 11-13/
menit, pada jejunum adalah 12/ menit, danileum 9/menit, jenis kontraksi usus
halus, yaitu;
- Segmentasi
- Peristaltik
- Kontraksi muskularis mukosa
- Kontraksi vilus
- Sfingter ileosekalis
- Refleks gastroileal
Fungsi
Usus Halus
Usus
halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat penting dari saluran
pencernaan karena di sinilah terjadinya proses pencernaan yang terbesar dan
penyerapan lebih kurang 85% dari seluruh absorsi. Fungsi usus halus sebagai
berikut;
- Mensekresi cairan usus untuk menyempurnakan pengolahan zat makanan di usus halus.
- Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus koledukus dan duktus pankreatikus.
- Mencerna makanan. Getah usus dan pankreas mengandung enzim yang mengubah protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa, lemak menjadi asam lemak, dan gliserol. Dengan bantuan garam empedu, getah usus dan pankreas masuk ke doudeum. Makanan disempurnakan oleh kontraksi kelenjar empedu pencernaan. Zat makanan dipecah menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana yang dapat diserap melalui dinding usus halus ke dalam aliran darah dan limfe.
- Mengabsorbsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam amino, dan karbohidrat dalam bentuk monoksida. Makanan yang telah diserap akan terkumpul di dalam vena-vena halus kemudian berkumpul dalam vena yang besar, bermuara ke dalam vena porta, dan langsung dibawa kehati.
- Menggerakkan kandungan usus sepanjang usus halus oleh kontraksi segmental pendek dan gelombang cepat yang menggerakkan kandungan usus sepanjang menjadi lebih cepat.
Usus
Halus
Usus besar (itestinum Mayor)
merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau berdiameter
besar dengan panjangnya lebih kurang 1,5-1,7 meter dan penampang 5-5 cm. usus
besar merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik
dan mengelilingi usus halus yang terbentang dari valvula ileocaecalis sampai
anus.
Lapisan
Usus besar
Lapisan
selaput lendir (mukosa)
Lapisan
ini tidak memiliki villi, kripta-kripta dalam lebih kurang 0,5 mm, dan terletak
berdekatan satu sama lain. Hampir seluruh permukaan epitel kripta menghasilkan
mukus pelumas. Epitel yang tinggal lainnya mempunyai tepi bersilia dari
mikrovilli yang mengabsorbsi air.
Lapisan
otot melingkar
Lapisan
ini berada di sebelah dalam dan berbentuk lingkaran.
Lapisan
otot memanjang (m. longitudinal)
Lapisan
otot ini berkumpul menjadi 3 pita panjang dengan lebar 1cm yang disebut
teniacoli. Lapisan ini terdiri dari tenia libera (di anterior), tenia omentalis
(di posterior, leteral),dan tenia mesacolica (di posterior dan medial).
Lapisan
jaringan ikat (serosa)
Lapisan
ini merupakan jaringan ikat yang kuat yang berada di sebelah luar.
Fungsi
Usus Besar
Menyerap air dan elektrolit
Usus besar menyerap air dan elektrolit untuk
kemudian sisa massa membentuk massa yang semisolid atau lembek yang disebut
fases.
Menyerap bahan fases sampai saat defekasi
Fases ini terdiri dari sisa makanan,
serat-serat selulosa sel-sel epitel bakteri, bahan sisa sekresi (lambung,
kelenjar intestine, hati, dan pankreas), magnesium fosfat dan Fe.
Tempat tinggal bakteri koli
Sebagian
dari kolon berhubungan dengan fungsi pencernaan dan sebagian lagi berhubungan
dengan penyimpanan. Untuk kedua fungsi ini tidak diperlukan gerakan yang kuat,
cukup dengan pergerakan yang lemah.
Struktur Usus Besar
Struktur usus besar terdiri dari;
- Sektum
- Kolon asendens
- Kolon transverses
- Kolon descendens
- Kolon sigmoid
Gerakan
kolon
Gerakan mencampur
Otot
sirkuler kolon mengerut pada tiap kontraksi sekitar 2,5 cm, kadang-kadang dapat
menyempitkan lumen dengan sempurna. Gabungan otot sirkuler dan longitudinal
menyebabkan bagian usus besar tidak terangsang menggelembung ke luar dan
merupakan kantong yang disebut hautrakion. Dalam waktu 30 detik,
kontraksi haustral akan bergerak dengan lambat ke arah anus(dubur). Beberapa
menit kemudian timbul kontraksi haustral kedua yang baru di dekat tempat
semula, tetapi tidak pada tempat yang sama. Dengan cara ini feses
perlahan-lahan di dekatkan ke permukaan dan secara progresif terjadi penyerapan
air.
Gerakan mendorong
Pada kolon terjadi gerakan yang disebut mass
movent, yaitu mendorong feses ke arah anus. Gerakan inin timbul beberapa
kali sehari, biasanya sesudah makan pagi. Pada mulanya pergerakan terjadi di
bagian kolon yang terserang kemudian kolon distal tempat kontraksi kira-kira 20
cm berkontraksi serentak sebagai satu kesatuan mendorong bahan feses ke bagian
yang distal.
mass movent dapat
terjadi pada setiap bagian kolon transversum dan kolon descendens. Apabila
sejumlah feses telah di dorong ke dalam rektum maka akan timbul keinginan untuk
defeksi. mass movement yang sangat kuat mendorong feses melalui rektum
dan anus keluar. Hal ini jarang-jarang terjadi karena kontraksi tonik yang
terus menerus pada sfingter Ani internus dan akternus.
Rektum
Bagian ini merupakan lanjutan dari kolon
sigmoid menghubungkan intestinum Mayor dengan anus sepanjang 12 cm yang dimulai
dari pertengahan sacrum dan berakhir pada kanalis anus. Rektum terletak dalam
rongga pelvis di depan os sktrum dan os koksigis.
Rektum
terdiri dari dua bagian, yaitu rektum propia dan pars analis rekti.
Anus
Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan
dengan dunia luar yang terletak di dasar pelvis dan dindingnya diperkuat oleh
sfingter Ani yang terdiri dari;
- Sfingter Ani internus sebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak.
- Sfingter levator Ani bagian tengah bekerja tidak menurut kehendak.
- Sfingter Ani eksternus sebelah luar bekerja menurut kehendak.
Defekasi
Defeksi adalah hasil reflek. Apabila bahan
feses masuk ke dalam rektum, dinding
rektum akan merenggang dan menimbulkan implus aferens yang disalurkan melalui
pleksus mesenterukus sehingga menimbulkan gelombang peristaltik pada kolon
descendens dan kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang
peristalik sampai di anus, sfingter Ani internus dihambat dan sfingter Ani
eksternus melemas sehingga terjadi defeksi. reflek ini sangat medula spinalis
dan di kembalikan ke kolon descendens, kolon sigmoid, rektum, dan anus melalui
saraf parasimpatis. Implus parasimpatis. Implus parasimpatis ini memperkuat
gelombang peristalik dan mengubah refleks defekasi dari gelombang lemah menjadi
proses defeksi yang kuat. Orang normal dapat mencegah defeksi samapi waktu dan
tempat yang sesuai dengan refleks defeksi. defeksi hilang beberapa menit dan
timbul kembali sampai beberapa jam. Pada bayi baru lahir, refleks defekasi
berjalan secara otomatis dan mengosongkan usus besar bagian bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar