Rabu, 28 Desember 2016

sistem digestifa (pencernaan makanan)




sumber :
dari kutipan ringkasan buku “Struktur & Komponen Tubuh Manusia”  karangan dari Drs.H.Syarifuddin.B.Ac (2002).

SISTEM PENCERNAAN

            Saluran pencernaan makanan menerima makanan dari luar dan mempersiapkan bahan makanan untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (pengunyah, menelan dan penyerapan) dengan zat cair yang terdapat mulai dari mulut sampai ke anus. Setiap sel dalam tubuh memerlukan suplai makanan yang terus menerus untuk dapat bertahan hidup. Makanan tersebut akan memberikan energi, membangun jaringan yang baru, mengganti jaringan yang rusak, dan untuk pertumbuhan.

            Fungsi utama sistem pencernaan adalah menyediakan bahan zat nutrien yang sudah dicerna secara berkesinambungan untuk didistribusikan ke dalam sel melalui sirkulasi dengan unsur-unsur air, elektrolit, dan zat gizi. Sebelum zat ini diperoleh tubuh, makanan harus berjalan/ bergerak sepanjang saluran pencernaan. Makanan yang kita makan harus diubah-ubah terlebih dahulu menjadi benda cair agar dapat diserap (diabsorbsi) dan mengalami perubahan kimiawi dan fisik dalam saluran pencernaan. Zat makanan merupakan sumber energi dari sel yang dapat membentuk ATP (adenosine trifosfat) untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam tubuh. Proses pembakaran akan menghasilkan panas yang dibutuh kan untuk mempertahankan suhu tubuh dan energi untuk bekerja dan bergerak.

Pembuangan sisa /sampah sejumlah kecil dari metabolisme akan diekskresikan melalui saluran akhir sistem pencernaan dalam bentuk tinja. Di samping itu juga melalui paru-paru dan ginjal dalam bentuk karbon dioksida dan urien.

Proses Pencernaan

            Peristiwa yang terjadi dalam sistem pencernaan meliputi pergerakan makanan, sekresi getah cerna, pencernaan, dan absorpsi.

Pergerakan makanan

            Gerakan mencampur, mengaduk, dan mendorong isi lumen akibat kontraksi otot polos dinding saluran pencernaan, mendorong isi lumen ke depan dengan kecepatan yang tidak sama, mencampur makanan dengan liur dan membantu absorbsi dengan cara mendekatkan seluruh isi lumen ke permukaan saluran pencernaan.

Sekresi getah cerna

            Sekresi getah cerna ini mulai dari mulut sampai ke ileum dan dilakukan oleh kelenjar-kelenjar untuk mensekresi air, elektrolit, dan bahan-bahan tertentu seperti enzim dan liur empedu (mukus).

Absorbsi

            Makanan yang telah mengalami perubahan dalam proses penyerapan hasil pencernaan dari lumen menembus lapisan epitel dan masuk ke dalam darah atau cairan imfe. Permukaan saluran pencernaan biasanya tidak rata/ licin, tetapi berlekuk-lekuk sehingga menambah luas permukaan yang tersedia untuk absorbsi.

Lapisan Dinding Saluran Pencernaan

            Secara umum dinding saluran pencernaan terdiri dari empat lapisan yang mempunyai fungsi masing-masing.

  1. Tunika mukosa.
  2. Tunika submukosa.
  3. Tunika muskularis.
  4. Tunika serosa.

Mulut

            Mulut merupakan organ pertama dari saluran pencernaan yang letaknya meluas dari bibir sampai ke istmus fausium, yaitu perbatasan antara mulut dengan faring. Mulut terdiri dari bagian vestibulum oris dan kavitas oris propia.

Vestibum oris

            Vestibum oris berada di antara bibir dan pipi bagian luarnya, gusi dan gigi di bagian dalamnya, dan bagian atas dan bawahnya dibatasi oleh lipatan membran mukosa bibir, pipi, dan gusi. Pipi membentuk lateral vestibulum yang disusun oleh m. buksinator dilapisi oleh membran mukosa. Sebelah luar, m. buksinator ditutupi oleh fasia bukofaringealis yang berhadapan dengan gigi molar kedua, dan bagian atas terdapat papila kecil tempat bermuaranya duktus glandula parotis.

Kavitas oris propia

            Bagian ini ada di antara arkus alveolaris, gusi, dan gigi yang memiliki atap yang dibentuk oleh palatum durum (palatum keras) di bagian depan dan palatum mole (palatum lunak) di bagian belakang. Sebagian besar, dasar mulut di bentuk oleh anterior lidah dan lipatan balik membran mukosa, sisi lidah pada bagian gusi di atas mandibula. Pada garis tengah lipatan membran mukosa terdapat frenolim lingua yang menghubungkan permukaan bawah lidah dengan dasar mulut. Di kiri dan kanan frenuolum lingua terdapat papila kecil yang bagian puncaknya bermuara duktus glandula submandibularis.

Organ Kelengkapan Mulut

  Bibir

            Bagian eksternal bibir ditutupi oleh kulit dan bagian internalnya dilapisi oleh jaringan epitel yang mengandung mukosa. Bagian ini kaya pembuluh darah dan banyak terdapat ujung-ujung saraf sensorik. Pada kavum oris terdapat dua buah palatum (tulang langit-langit), yaitu palatum durum dan palatum mole.

Pipi

            Pipi merupakan alat kelengkapan mulut bagian luar yang dilapisi oleh kulit dan bagian dalam dilapisi oleh jaringan epitel yang mengandung selaput lendir (membran mukosa). Otot pengunyah memanjang dari maksila ke mandibula dan sifatnya lebih elastis.

M. buksinator membentuk basis otot pipi sebelah luar. Pipi memiliki fasia bukofaringeal dengan jaringan lemak korpus adiposa bukae dengan kelenjar bukales.

Gigi

            Gigi (dentis) merupakan alat bantu yang berfungsi untuk mengunyah dan berbicara. Gigi terdiri dari gigi sulung dan gigi permanen.

  1. Gigi sulung (gigi susu) tumbuh sejak umur 6-8 bulan dan akan lengkap 20 buah pada umur 2,5 tahun dengan rincian: 8 gigi seri (dens insisivus) bentuknya seperti pahat, gunanya untuk memotong dan 8 gigi geraham (dens molare) untuk menggiling dan menghancurkan makanan.
  2. Gigi permanen (gigi tetap) tumbuh pada umur 6-18  tahun, berjumlah 32 buah, susunannya sama dengan gigi susu ditambah dengan graham premolar sebanyak 12 buah dan merupakan penyempurnaan dari gigi susu.

  LIDAH

            Lidah terdapat dalam kavum oris, merupakan susunan otot serat lintang yang kasar, dilengkapi dengan mukosa lidah, dan berperan dalam proses mekanisme pencernaan di mulut dengan menggerakkan ke segala arah.

Bagian-bagian lidah

  1. Pangkal lidah (radik ligua). Pada pangkal lidah bagian belakang terdapat anak lidah (epiglotis) yang berfungsi menutup jalan pernafasan pada waktu menelan supaya makanan tidak masuk ke jalan pernafasan.            
  2. Panggal lidah (dorsum lingua). Pada bagian ini terdapat  putting-putting pengecap (ujung saraf pengecap) untuk menentukan rasa makanan (manis, asin, asam, pahit, dan lain-lain). Pada dursum lingua terdapat jonjot-jonjot kecil sebagai putting pengecap terdiri dari banyak papila.
  3. Ujung lidah (apeks lingua) membantu membalikkan makanan, proses berbicara, merasakan makanan yang di makan, dan membantu proses berbicara, merasakan makanan yang di makan, dan membantu proses menelan.

Kelenjar ludah

            Kelenjar ludah (saliva) merupakan kelenjar yang mensekresi larutan muskus ke dalam mulut, membasahi, dan melumasi partikel makanan sebelum ditelan. Kelenjar ini mengandung dua enzim pencernaan, yaitu lipase lingua untuk mencerna lemak dan ptyalin/amilase untuk mencerna tepung.

Bagian-bagian kelenjar ludah

  1. Kelenjar ludah di bawah rahang (kel. Submaksilaris), terdapat di bawah rahang atas bagian tengah, salurannya bernama duktus Wartoni, dan bermuara pada rongga mulut, dekat frenolum lingua.
  2. Kelenjar ludah bawah lidah (kel. Subligua), terdapat di bawah selaput lendir dasar rongga mulut, bermuara di dasar rongga mulut, dan di persarafi oleh saraf tak sadar.
  3. Kelenjar parotis, terletak di bagian bawah bagian depan telinga di antara prosesus mastoid kiri dan kanan dekat os mandibula, salurannya bernama duksus stensoni, keluar dari glandula parotis menuju rongga mulut melalui pipi (m. bukinator). Sekresi saliva normalnya setiap hari 1000-1500 ml.

Fungsi saliva

  1. fungsi mekanis, mencampur salvia dengan makanan agar menjadi lunak atau setengah cair di sebut bolus agar mudah ditelan dan mendinginkan makanan.
  2. Fungsi kemis, melarutkan makanan yang kering untuk dapat dirasakan, misalnya butiran gula/ garam dalam mulut akan larut dengan perantaraan saliva. Di samping itu, saliva juga memantau gigi-gigi yang busuk dengan mengganti suasana asam yang ditimbulkan bakteri pembusuk menjadi suasana alkalis.

Faring

             Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan, panjangnya  kira-kira 12 cm, terbentang tegak lurus antara basisi kranii setinggi vertebrae servikalis ke-4 ke bawah setinggi tulang rawan krikoedea. Faring dibentuk oleh jaringan yang kuat (jaringan otot melingkar), organ terpenting di dalamnya adalah tonsil, yaitu  kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit untuk pertahanan tubuh terhadap infeksi, menyaring dan mematikan bakteri/ mikroorganisme yang masuk melalui jalan pencernaan dan pernafasan. Faring berlanjut ke esofangus untuk pencernaan makanan. Faring terdiri atas tiga bagian yaitu ;

  1. Nasofaring (pars nasale).
  2. Orofaring (pars oralis).
  3. Laringofaring (pars laringis).

Faring pada proses menelan

            Peristiwa menelan (deglusio) merupakan mekanisme kompleks. Faring melakukan gerakan mencegah masuknya makanan ke jalan pernafasan dengan menutup sementara hanya beberapa detik dam mendorong makanan masuk ke dalam esofagus agar tidak membahayakan pernafasan. Dalam hal ini terjadi penyilangan  antara jalan makanan dengan jalan pernafasan. Jalan makanan masuk ke belakang dan jalan pernafasan masuk ke depan melewati epiglotis lateral melalui piliformis masuk ke esofangus. Peristiwa menelan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ;

  1. Stadium volunter
  2. Stadium farugeal.
  3. Stadium esophageal.

 

Muntah

            Muntah (emisi) merupakan suatu perasaan tidak enak yang disebabkan pengosongan lambung secara berlawanan. Isi gastrointestinal keluar melalui mulut.

Sebab terjadinya muntah

  1. Iritasi yang kuat saluran pencernaan karena toksin bakteri, alkohol berlebihan.
  2. Peregangan saluran pencernaan berlebihan.
  3. Rangsangan berlebihan pada saluran pencernaan misalnya karena bumbu makanan yang berlebihan.

Implus muntah melalui aferen vangus dan simpatikus ke pusat muntah yang letaknya di mendula dekat traktus solitaries setinggi nukles motorik dorsalis vagus.

Mekanisme muntah

      Impuls sensori dari daerah yang teriritasi mencapai pusat muntah di mendula dan mengawali sejumlah respons motorik. Otot  dinding abdomen dan diagfragma berkontraksi meningkatkan tekanan intraabdominal. Sfingter gastroesofangus berrelaksasi, palatum lunak terangkat untuk menutupi saluran ke hidung sehingga isi lambung dan duodenum dimuntahkan ke luar melalui esofagus dan faring. Sebelum muntah, wajah terlihat pucat, rasa mual, dan sekresi saliva meningkat.

Esofagus

      Esophagus (kerongkongan) merupakan saluran pencernaan setelah mulut dan faring. Panjangnya lebih kurang 25 cm. posisinya vertikal, dimulai dari bagian tengah leher bawah faring sampai ujung bawah rongga dada di belakang trakea. Pada bagian dalam di belakang, jantung menembus diagfragma sampai rongga dada dan fundus lambung melewati persimpangan sebelah kiri diagfragma.

Lapisan dinding esophagus dari dalam keluar

  1. Lapisan selaput lendir (mukosa)
  2. Lapisan sub mukosa
  3. Lapisan otot melingkar (m. sirkular)
  4. Lapisan otot memanjang (m. longitudinal)

Lambung

            Lambung merupakan sebuah kantong yang letaknya antara esophagus dan usus halus sebelah kiri abdomen di bawah diagfragma bagian depan pankreas dan limpa. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik terutama di daerah epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan yang masuk, adanya gelombang peristalik tekanan organ lain, dan postur tubuh.

Struktur lambung

Fundus ventrikuli

Bagian ini menonjol ke atas, terletak sebelah kiri ostium kardiakum, dan biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter kardiak.

Korpus ventrikuli

            Bagian ini merupakan segitiga ostium kardiakum, yaitu suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor dan merupakan bagian utama dari lambung.

Antrum pilorus

            Antrum pylorus merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum.

Kurvatura minor

            Kurvatura minor ada di sebelah kanan lambung dan terbentang dari ostium kardik sampai ke pylorus. Kurvatura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum minor, suatu lipatan ganda dari peritonium.

Kurvatura Mayor

            Bagian ini terbentang pada sisi kiri ostium kardinal melalui fundus ventrikuli menuju ke kanan sampai ke pylorus inferior. Karvatura Mayor lebih panjang dari karvatura minor dan dihubungkan dengan kolon transversum oleh omentum Mayor lipatan ganda dari peritoneum.

Ostium kardium

             Ostium ini merupakan tempat esofaring bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfingeter khusus, hanya berbentuk cincin yang membuka dan menutup ostium dengan kontraksi dan relaksasi. Ostium dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa dan serta otot pada dasar esofaring.

Lapisan lambung

  1. Lapisan selaput lendir (mukosa). Bila lambung dikosongkan, lapisan ini berlipat-lipat yang disebut rugae.
  2. Lapisan otot melingkar (m. auricularis). Lapisan ini merupakan jaringan otot yang kuat.
  3. Lapisan otot panjang (m. longitudinal). Lapisan ini merupakan susunan lapisan otot lambung yang panjang.
  4. Lapisan otot miring (m. obliques). Lapisan ini mempunyai otot bergaris miring.
  5. Jaringan ikat (peritonium) atau serosa. Jaringan ini melapisi lambung bagian luar.

 

Fungsi Lambung

Menampung makanan

            Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan, dan menghaluskan makanan dengan gerakan peristalik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara, yaitu mekanis dan kimiawi.

  1. Mekanis. Menyimpan, mencampurkan dengan sekret lambung, dan mengeluarkan kimus didalam usus. Pendorong makanan terjadi secara gerakan peristalik setiap 20 detik.
  2.  Kimiawi (khemis). Bolus dalam lambung akan dicampurkan dengan asam lambung dan enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang di hasilkan, antara lain pepsin, asam garam, renin, dan lapisan lambung.

    Sekresi getah lambung

            Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat, mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang, karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding  lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami tiga fase, yaitu:

  1. Fase serebral.
  2. Fase gastric.
  3. Fase intestinal.

Gerakan lambung

            Apabila makanan ditelan oleh otot polos di fundus, korpus lambung secara refleks melemah sebelum makanan sampai di lambung sehingga volume lambung meningkat sebesar 1,5 liter tanpa peningkatan tekanan yang nyata.

            Reseptif relaksasi ini berlangsung dengan perantara nervus vagus dan dikoordinasi oleh pusat menelan. setelah lambung terisi penuh, kontraksi mulai melemah di daerah fundus dan korpus menekan isi lambung. Kontraksi ini untuk beberapa waktu tidak menimbulkan pencampuran isi lambung dengan getah lambung. Kontraksi akan meningkatkan tonus lambung menyebar ke daerah korpus karena belum dapat melewati pylorus yang hanya dapat dilewati oleh partikel berukuran kecil (1mm).

            Keaktifan di antrum akan mencampur dan mengaduk isi lambung dengan cepat dan cermat dengan sekresi lambung, membelah makanan menjadi partikel yang lebih kecil, dan mencurahkan isi lambung yang sudah dalam bentuk khimus (setengah cair) pelan-pelan masuk ke duodenum karena pompaan antrum pylorus.

Kecepatan pengosongan lambung

            Kecepatan pengosongan lambung tergantung pada jenis makanan yang terdapat dalam lambung. Karbohidrat cepat meninggalkan lambung, sedangkan lemak lambat meninggalkan lambung. Keadaan di duodenum dipengaruhi oleh volume peregangan dinding lambung, keasaman lambung, hasil pencernaan protein, dan hasil sekresi lemak. Keaktifan kuat lambung yang kosong dapat dirasakan dan dapat dirasakan dan dapat menimbulkan rasa nyeri secara samar-samar karena disertai rasa lapar.

Pengaturan sekresi getah lambung

Mekanisme saraf

            Reflek pendek atau lokal dan reflek panjang nervus melibatkan neuron kolinergik yang merangsang sekresi HCl pepsin dan mukus.

Mekanisme hormonal

            Gastrin merangsang sekresi HCL pepsin dan pertumbuhan mukosa lambung perantaraan gastrin relasing peptida.

 

Usus Halus

            Usus halus (intestium minor) merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada sekum, panjangnya lebih kurang 6 meter, dan merupakan saluran pencernaan paling panjang dari tempat proses pencernaan dan absorpsi pencernaan. Bentuk dan susunannya berupa lipatan-lipatan melingkar. Makanan dalam intestinum minor dapat masuk karena adanya gerakan yang memberikan permukaan yang lebih halus, banyak jonjot-jonjot tempat absorbsi dan memperluas permukaannya. Pada ujung dan pangkalnya terdapat katub. Intestium minor terletak dalam rongga abdomen dan dikelilingi oleh usus besar.

Lapisan usus halus

                                                                                                            Tunika mukos

Lapisan ini banyak memiliki lipatan yang membentuk plika sirkulasi dan villi intestinal (jonjot-jonjot) yang selalu bergerak karena pengaruh hormon jaringan villi kinnin. Villi ini banyak mengandung pembuluh darah dan limfe. Pada bagian ini terjadi penyerapan lemak yang telah di emulsi.

Tunika propia

Pada bagian dalam dari tunika mukosa terdapat jaringan limfoid nodule limpatisi dalam bentuk sendiri-sendiri dan berkelompok. Tiap kelompok lebih kurang 20 noduli limpatisi. Kumpulan ini di sebut plaque peyeri yang merupakan tanda khas dari ileum. Pada penyakit tipus abdominalis, plaque peyery sering meradang kerena infasi kumanan Salmonella typhosa.

Tunika submukosa

Lapisan ini terdapat anyaman pembuluh darah dan saraf yang merupakan anyaman saraf simpatis.

Tunika muskularis

Lapisan ini terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan otot sirkuler dan otot longitudinal. Diantar keduanya terdapat anyaman serabut saraf yang disebut pleksus mienterikus auerbachi.

Tunika serosa (adventisia)

Lapisan ini meliputi seluruh jejunum dan ileum.

Struktur Usus Halus

Duodenum

Bentuk nya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat bagian yang membukut tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledukus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus) yang dinamakan papila vateri. Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar brunner memproduksi getah intestinum.

Jejunum

Panjangnya 2-3 meter, berkelok-kelok, terdapat di sebelah kiri atas itestinum minor dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas (mesentrium).

Ileum

Ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya lebih kurang 4-5 meter. Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah yang berhubungan dengan sekum perantaraan lubang yang disebut orifism ileosekalis yang diperkuat oleh sfingter dan dilengkapi oleh sebuah katub valvula ceicalis (vulvula bauchini) yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens agar tidak masuk kembali ke dalam ileum.

Kontraksi Usus Halus

            Kontraksi usus halus dikoordinasikan oleh suatu gelombang depolarisasi usus halus yang bergerak dari otot polos sirkuler duodenum ke arah kaudal. Frekuensi tertinggi duodenum adalah 11-13/ menit, pada jejunum adalah 12/ menit, danileum 9/menit, jenis kontraksi usus halus, yaitu;         

  1. Segmentasi
  2. Peristaltik
  3. Kontraksi muskularis mukosa
  4. Kontraksi vilus
  5. Sfingter ileosekalis
  6. Refleks gastroileal

Fungsi Usus Halus

            Usus halus dan kelenjarnya merupakan bagian yang sangat penting dari saluran pencernaan karena di sinilah terjadinya proses pencernaan yang terbesar dan penyerapan lebih kurang 85% dari seluruh absorsi. Fungsi usus halus sebagai berikut;

  1. Mensekresi cairan usus  untuk menyempurnakan pengolahan zat makanan di usus halus.
  2. Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus koledukus dan duktus pankreatikus.
  3. Mencerna makanan. Getah usus dan pankreas mengandung enzim yang mengubah protein menjadi asam amino, karbohidrat menjadi glukosa, lemak menjadi asam lemak, dan gliserol. Dengan bantuan garam empedu, getah usus dan pankreas masuk ke doudeum. Makanan disempurnakan oleh kontraksi kelenjar empedu pencernaan. Zat makanan dipecah menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana yang dapat diserap melalui dinding usus halus ke dalam aliran darah dan limfe.
  4. Mengabsorbsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam amino, dan karbohidrat dalam bentuk monoksida. Makanan yang telah diserap akan terkumpul di dalam vena-vena halus kemudian berkumpul dalam vena yang besar, bermuara ke dalam vena porta, dan langsung dibawa kehati.
  5. Menggerakkan kandungan usus sepanjang usus halus oleh kontraksi segmental pendek dan gelombang cepat yang menggerakkan kandungan usus sepanjang  menjadi lebih cepat.

Usus Halus

            Usus besar (itestinum Mayor) merupakan saluran pencernaan berupa usus berpenampang luas atau berdiameter besar dengan panjangnya lebih kurang 1,5-1,7 meter dan penampang 5-5 cm. usus besar merupakan lanjutan dari usus halus yang tersusun seperti huruf U terbalik dan mengelilingi usus halus yang terbentang dari valvula ileocaecalis sampai anus.

Lapisan Usus besar

Lapisan selaput lendir (mukosa)

Lapisan ini tidak memiliki villi, kripta-kripta dalam lebih kurang 0,5 mm, dan terletak berdekatan satu sama lain. Hampir seluruh permukaan epitel kripta menghasilkan mukus pelumas. Epitel yang tinggal lainnya mempunyai tepi bersilia dari mikrovilli yang mengabsorbsi air.

Lapisan otot melingkar

Lapisan ini berada di sebelah dalam dan berbentuk lingkaran.

Lapisan otot memanjang (m. longitudinal)

Lapisan otot ini berkumpul menjadi 3 pita panjang dengan lebar 1cm yang disebut teniacoli. Lapisan ini terdiri dari tenia libera (di anterior), tenia omentalis (di posterior, leteral),dan tenia mesacolica (di posterior dan medial).

Lapisan jaringan ikat (serosa)

Lapisan ini merupakan jaringan ikat yang kuat yang berada di sebelah luar.

 

Fungsi Usus Besar

Menyerap air dan elektrolit

Usus besar menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa massa membentuk massa yang semisolid atau lembek yang disebut fases.

Menyerap bahan fases sampai saat defekasi

Fases ini terdiri dari sisa makanan, serat-serat selulosa sel-sel epitel bakteri, bahan sisa sekresi (lambung, kelenjar intestine, hati, dan pankreas), magnesium fosfat dan Fe.

Tempat tinggal bakteri koli

 Sebagian dari kolon berhubungan dengan fungsi pencernaan dan sebagian lagi berhubungan dengan penyimpanan. Untuk kedua fungsi ini tidak diperlukan gerakan yang kuat, cukup dengan pergerakan yang lemah.

Struktur Usus Besar

Struktur usus besar terdiri dari;

  1. Sektum
  2. Kolon asendens
  3. Kolon transverses
  4. Kolon descendens
  5. Kolon sigmoid

 Gerakan kolon

Gerakan mencampur

 Otot sirkuler kolon mengerut pada tiap kontraksi sekitar 2,5 cm, kadang-kadang dapat menyempitkan lumen dengan sempurna. Gabungan otot sirkuler dan longitudinal menyebabkan bagian usus besar tidak terangsang menggelembung ke luar dan merupakan kantong yang disebut hautrakion. Dalam waktu 30 detik, kontraksi haustral akan bergerak dengan lambat ke arah anus(dubur). Beberapa menit kemudian timbul kontraksi haustral kedua yang baru di dekat tempat semula, tetapi tidak pada tempat yang sama. Dengan cara ini feses perlahan-lahan di dekatkan ke permukaan dan secara progresif terjadi penyerapan air.

Gerakan mendorong

Pada kolon terjadi gerakan yang disebut mass movent, yaitu mendorong feses ke arah anus. Gerakan inin timbul beberapa kali sehari, biasanya sesudah makan pagi. Pada mulanya pergerakan terjadi di bagian kolon yang terserang kemudian kolon distal tempat kontraksi kira-kira 20 cm berkontraksi serentak sebagai satu kesatuan mendorong bahan feses ke bagian yang distal.

mass movent dapat terjadi pada setiap bagian kolon transversum dan kolon descendens. Apabila sejumlah feses telah di dorong ke dalam rektum maka akan timbul keinginan untuk defeksi. mass movement yang sangat kuat mendorong feses melalui rektum dan anus keluar. Hal ini jarang-jarang terjadi karena kontraksi tonik yang terus menerus pada sfingter Ani internus dan akternus.

Rektum

Bagian ini merupakan lanjutan dari kolon sigmoid menghubungkan intestinum Mayor dengan anus sepanjang 12 cm yang dimulai dari pertengahan sacrum dan berakhir pada kanalis anus. Rektum terletak dalam rongga pelvis di depan os sktrum dan os koksigis.

            Rektum terdiri dari dua bagian, yaitu rektum propia dan pars analis rekti.

 

Anus

Anus merupakan bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar yang terletak di dasar pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfingter Ani yang terdiri dari;

  1. Sfingter Ani internus sebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak.
  2. Sfingter levator Ani bagian tengah bekerja tidak menurut kehendak.
  3. Sfingter Ani eksternus sebelah luar bekerja menurut kehendak.

Defekasi

Defeksi adalah hasil reflek. Apabila bahan feses masuk ke  dalam rektum, dinding rektum akan merenggang dan menimbulkan implus aferens yang disalurkan melalui pleksus mesenterukus sehingga menimbulkan gelombang peristaltik pada kolon descendens dan kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang peristalik sampai di anus, sfingter Ani internus dihambat dan sfingter Ani eksternus melemas sehingga terjadi defeksi. reflek ini sangat medula spinalis dan di kembalikan ke kolon descendens, kolon sigmoid, rektum, dan anus melalui saraf parasimpatis. Implus parasimpatis. Implus parasimpatis ini memperkuat gelombang peristalik dan mengubah refleks defekasi dari gelombang lemah menjadi proses defeksi yang kuat. Orang normal dapat mencegah defeksi samapi waktu dan tempat yang sesuai dengan refleks defeksi. defeksi hilang beberapa menit dan timbul kembali sampai beberapa jam. Pada bayi baru lahir, refleks defekasi berjalan secara otomatis dan mengosongkan usus besar bagian bawah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar