BAB I
PENDAHULUAN
Makhluk hidup memerlukan energi untuk pemeliharaan, pertumbuhan,
reproduksi, dan bekerja. Untuk hampir semua Makhluk hidup, energi adalah
dari makanan yang diperoleh (secara langsung atau secara tidak langsung) dari
tumbuhan. Metabolisme adalah suatu istilah yang umum yang mengacu pada
penjumlahan dari semua perubahan tenaga biologi dan bahan.
Metabolisme
makanan yaitu proses pencernaan makanan. Zat-zat makanan tidak dapat diserap
dalam bentuk alami dan tidak berguna sebagai zat nutrisi sebelum proses
pencernaan awal. Zat makanan akan dipersiapkan untuk diabsorbsi melalui
proses-proses tertentu dengan bantuan enzim-enzim tertentu dalam saluran
pencernaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pencernaan
makanan dan metabolisme ?
2. Bagaimana
proses pencernaan makanan dan metabolisme?
3. fungsi dari karbohidrat,
protein, lemak, mineral?
C. Tujuan
Makalah
1. Agar pembaca memahami pengertian dari
pencernaan makanan dan metabolisme makanan.
2.
Agar pembaca dapat memahami proses dari pencernaan makanan.
3.
Agar pembaca memahami tentang
fungsi, metabolisme dari makanan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pencernaan
adalah proses pemecahan makanan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil
sehingga dapat diabsorpsi dalam cairan tubuh. Pencernaan makanan dilakukan
melalui aktivitas mekanik dan kimia.
1.
Pencernaan
secara mekanik
Pencernaan secara mekanik melibatkan peran saraf dan otot untuk
memindahkan makanan ke saluran pencernaan. Kontraksi dari otot secara periodik
dan terus menerus menyebabkan kontraksi peristaltic sehingga dapat memindahkan
makanan ke dalam saluran pencernaan.
2.
Pencernaan
secara kimia
Pencernaan kimia melibatkan 4 tipe sekresi yang diproduksi di
saluran pencernaan yaitu enzim khusus yang berfungsi memecahkan partikel
nutrien. Asam klorida, mucus, cairan dan elektrolit. Sekresi dari cairan
tersebut dikontrol oleh mekanisme persarafan dan hormonal.
·
Absorpsi
Absorpsi merupakan proses penyerapan nutrien sebagai hasil dari
pencernaan makanan. Usus halus adalah tempat utama absorpsi nutrien yang
kemudian masuk dalam sistem sirkulasi.
Molekul-molekul besar seperti karbohidrat, lemak dan protein harus
dipecah terlebih dahulu menjadi molekul yang lebih kecil sebelum diabsorpsi.
Karbohidrat dipecah menjadi mono sakarida seperti glukosa atau fruktosa,
protein diabsorpsi dalam bentuk asam amino, sedangkan lemak dipecah menjadi
asam lemak dan gliserol.
Nutrien
yang sudah diabsorpsi dan masuk dalam sistem sirkulasi selanjutnya akan
dimanfaatkan untuk energi tubuh melalui reaksi kimia yang disebut Metabolisme.
Metabolisme
adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik pengubahan energi dalam tubuh
yang menopang dan mempertahankan kehidupan (Ethel Sloane, 2004). Besarnya
energi yang diperlukan tubuh disebut Metabolisme Rate. Untuk dapat terjadi
metabolisme sel membutuhkan oksigen dan nutrien termasuk air, vitamin, ion
mineral dan substansi organik seperti enzim. Oksigen diabsorpsi dari paru-paru,
sedangkan substrat lain diabsorpsi di saluran pencernaan, dan selanjutnya akan
masuk ke sel dan jaringan. Di dalam mitokondria nutrien organik dipecah menjadi
energi yang berfungsi untuk pertumbuhan sel, pembelahan, kontraksi, sekresi dan
fungsi-fungsi yang lain. Reaksi kimia yang terjadi di dalam sel disebut
metabolisme seluler. Kebutuhan energi tubuh minimal untuk fungsi-fungsi normal
tubuh pada saat istirahat disebut Basal Metabolisme Rate.
Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat
organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meskipun terdapat
kesamaan dari sudut kimia dan
fungsinya.
Semua karbohidrat terdiri dari unsur-unsur Carbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O). Dari segi
fungsi, karbohidrat adalah penghasil energi utama dalam makanan maupun di dalam
tubuh.
Karbohidrat sebagai zat gizi
merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai setruktur molekul yang
berbeda-beda, meskipun terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan
fungsinya.sumua karbohidrat terdiri dari atas unsur-unsur karbon(C), hidrogen
(H), dan oksigen (O). Rumus kimia karbohidrat adalah Cn(H2O)n
memberi kesan zat karbon yang diikat dengan air, sehingga diberi nama karbo
hidrat. Karbohidrat dapat ditinjau dari sudut jenisnya, sumber dan penentuan
karbohidrat dalam makanan. Karbohidrat yang terkandung dalam makanan pada
umumnya ada tiga jenis yaitu, monosakarida, disakarida,dan polysakarida.
a.
Monosakarida
(Gula Sederhana)
Monosakarida
adalah karbohidrat paling sederhana yang merupakan molekul terkecil karbohidrat.
Dalam tubuh monosakarida dapat diserap oleh dinding usus halus dan masuk
kedalam peredaran darah. Monosakarida dikelompokkan menjadi tiga golongan:
1.
Glukosa, di
sebut juga dektrosa yang terdapat dalam buah buahan dan sayur sayuran. Semua
jenis karbohidrat akhirnya akan diubah menjadi glukosa.
2.
Fruktosa,
disebut juga levulosa, zat ini bersama-sama glukosa terdapat dalam buah-buahan
dan sayuran, terutama dalam madu yang menyebabkan rasa manis.
3.
Galaktosa,
berasal dari pemecahan disakarida.
b.
Disakarida (Gula
Ganda)
Disakarida
adalah gabungan dari dua macam monosakarida. Dalam proses metabolisme,
disakarida di pecah menjadi dua molekul samarida oleh enzim dalam tubuh.
Disakarida dikelompokkan menjadi tiga golongan.
1.
Sukrosa, terdapt
dalam gula tebu, gula aren. Dalam proses pencernaan sukrosa akan di pecah
menjadi glukosa dan fruktosa.
2.
Maltosa, hasil
pecahan zat tepung (patih) yang selanjutnya di pecah menjadi dua molekul
glukosa.
3.
Laktosa ( gula
susu), banyak terdapat pada susu, dalam tubuh manusia laktosa agak sulit
dicerna jika di bandingkan dengan sukrosa dan maltosa. Dalam proses pencernaan
laktosa akan di pecah menjadi satu molekul glukosa dan satu molekul glaktosa.
c.
Polysakarida
(Karbohidrat Kompleks)
Polysakarida merupakan
gabungan beberapa molekul monosakarida. Polysakarida di kelompokkan menjadi
tiga golongan:
1.
Pati, merupakan
sumber kalori yang sangat penting karena sebagian besar karbohidrat dalam
makanan terdapat dalam bentuk pati.
2.
Serat, merupakan
komponen dinding sel tanaman yang tidak dapat di cerna oleh sistim pencernaan
manusia. Serat ini bermanfaat untuk meransang alat cerna agar mendapat cukup
getah cerna, membentuk volume sehingga menimbulkan rasa kenyang dan membantu
pembentukan faeses.
3.
Glikogen,
disebut juga pati binatang, dalam jenis karbohidrat semacam gula yang disimpan
dalam hati dan otot dalam jumlah kecil sebagai cadangan karbohidrat. Simpanan
glikogen hati kurang lebih 4.0 % dari berat hati, sedangkan pada otot hanya
0,7%. Oran dewasa dengan berat badan 70 kg, kira-kira berat hatinya 1800 gram
sehingga simpanan glikogen hati 72 gram, sedangkan berat otot kurang lebih 35
gram sehingga simpanan glikogen 245 gram. Simpanan glikogen normal 1,5 gram per
100 gram otot.
1.
Pencernaan
dan Penyerapan Karbohidrat
Proses terjadinya pencernaan dan penyerapan makanan jenis
karbohidrat secara berurutan adalah sebagai berikut:
a.
Di
mulut: Secara mekanik makanan akan dipecah/ diperkecil oleh gerak mekanik gigi.
Selanjutnya, berlangsung pencernaan secara kimiawi, yakni enzim ptyalin
(amilase ludah) akan memecah polisakarida (amilum, glikogen, dekstrin) menjadi
disakarida berupa maltosa. Lalu, enzim maltase akan memecah maltosa menjadi
glukosa (monosakarida). Makanan pun masuk ke lambung.
b.
Di
lambung: Secara mekanik makanan akan dilembutkan dengan gerakan mekanik
lambung, sedangkan pencernaan kimiawi melanjutkan proses pencernaan di mulut.
Seterusnya , makanan akan masuk ke usus halus.
c.
Di
usus halus: Gerakan peristaltik usus halus akan lebih menghaluskan makanan,
sedangkan secara kimiawi enzim amilase akan mengurai karbohidrat menjadi
glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Enzim maltosa mengurai maltosa menjadi
glukose, enzim laktase mengurai lactose menjadi glukose dan galaktose.
Selanjutnya, semua karbohidrat dalam bentuk glukosa (monosakarida) diserap oleh
dinding-dinding usus halus, sedangkan sisa makanan yang tak terserap akan masuk
ke usus besar.
2.
Fungsi
karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber utama energi yang murah. Karbohidrat yang
tidak dapat dicerna masih memiliki fungsi yaitu memberi volume pada lambung dan
usus, sehingga menimbulkan rasa kenyang. Memberi ransangan mekanik dan
melancarkan gerakan pristaltik yang melancarkan bubur makanan serta memudahkan
pembuangan tinja. Kelebihan karbohidrat dapat disimpan sebagai glikogen dalam
otot dan hati, yang dapat diguanakan tubuh bila diperlukan banyak energi dalam
kegiatan tubuh. Karbohidrat sebagai penghasil energi memberikan empet kalori
setiap gram karbohidrat umumnya di Indonesia 70%-80% dari keseluruhan energi
untuk keperluan tubuh berasal dari karbohidrat.
3.
Kebutuhan
karbohidrat
Orang
dewasa dengan aktifitas sedang memerlukan karbohidrat rata-rata 8-12 gram/kg
BB/hari, sedangkan kebutuhan minimal setiap orang adalah 50-100 gram/hari.
Untuk mencegah ketosis. Ketosis adalah meningkatnya kadar keton atau sisia produk
hati yang tidak dapat dioksidasi dalam darah, sehingga mengakibatkan.
Pembakaran lemek berlebihan. Gejala ketosis ini
antara lain produksi urine meningkat, depresi, mual, lelah dan pening.
Kadar
Karbohidrat Dalam Beberapa Bahan Makanan
Karbohidrat
merupakan sumber kalori bagi manusia, sebagian besar kalori yang di dapat oleh
tubuh manusia berasal dari karbohidrat yaitu kurang lebih 60-80% dari total
kalori. Bahan makanan sumber karbuhidrat dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kadar Karbohidrat Di Dalam Beberapa Makanan
Bahan makanan
|
CHO g/100g
|
Bahan makanan
|
CHO g/100g
|
Beras giling
|
78,9
|
Ayam
|
0
|
Bungkil (saridele)
|
41,3
|
Daging sapi
|
0
|
Bungkil kacang tanah
|
30,5
|
Hati sapi
|
6,0
|
Kacang bogor
|
65,0
|
Telur ayam
|
0,7
|
Kacang hijau
|
62,9
|
Telur bebek
|
0,8
|
Kacang kedelai kering
|
34,8
|
Ikan bendeng
|
0
|
Kacang tanah kering (kupas)
|
42,8
|
Ikan gabus
|
0
|
Oncom
|
22,6
|
Kepiting
|
14,1
|
Sagu
|
84,7
|
kerang
|
3,6
|
Tahu
|
1,6
|
Teri bubuk
|
1,8
|
Tempe
|
12,7
|
Klewek
|
54,2
|
Tapioka
|
88,2
|
Buah sawo
|
22,4
|
Bayam
|
6,5
|
Pisang
|
23,0
|
Bawang putih
|
12,8
|
Pepaya
|
12,2
|
Daun mete muda
|
16,2
|
Salak
|
20,9
|
Daun ketela (ubi jalar)
|
110,4
|
Nangka masak
|
27,6
|
Daun singkong
|
13,0
|
Mangga
|
17,2
|
Daun kangkung
|
5,4
|
Durian
|
28,0
|
|
|
Cempedak
|
28,0
|
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup sel berhubungan
dengan zat gizi protein. Nama protein berasal dari kata Yunani probetos, yang
artinya “yang pertama” atau “yang terpenting”.
Di dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural maupun
sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari
struktur sel dan tidak dapat diekstraksi tanpa menyebabkan disintegrasi sel
tersebut. Protein metabolik ikut serta dalam reaksi-reaksi biokimiawi dan
mengalami.
Proses terjadinya pencernaan dan penyerapan makanan jenis protein
secara berurutan adalah sebagai berikut:
1.
Di
mulut; pencernaan mekanik oleh gigi dan tidak terjadi pencernaan secara
kimiawi.
2.
Di
lambung; gerakan lambung merupakan pencernaan mekanis di daerah ini, sedangkan
pencernaan kimiawi yang terjadi di dalamnya adalah penguraian protein menjadi
pepton dan asam amino yang dilakukan oleh enzim pepsin.
3.
Di
usus halus; pencernaan mekanik dilakukan oleh gerak peristalik usus, sementara
pencernaan kimiawi berlangsung melalui enzim peptidase mengurai polypeptida
mengurai polypeptida menjadi asam amino.
Protein dapat berfungsi sebagai salah satu sumber energi bagi
tubuh. Hal ini akan terjadi bila sumber utama energi, yaitu karbohidrat (pati,
gula) atau lemak, tidak terdapat dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan energi bagi tubuh. Fungsi protein sebagai zat pembangunan tubuh adalah karena protein merupakan
bahan pembentuk jaringan baru yang selalu terjadi di dalam tubuh.
perubahan bahkan mungkin
destruksi atau sintesa protein baru. Protein metabolik dapat diekstraksi tanpa
merusak integritas struktur sel itu sendiri.
a.
Metabolisme
Protein
1.
Protein
dalam makanan
Protein
dalam makanan nabati terlindung oleh dinding sel yang terdiri atas sellulosa,
yang tidak dapat dicerna oleh cairan pencernaan kita, sehingga daya cerna
sumber protein nabati pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan sumber
protein hewani.
Protein hewani
pada umumnya mempunyai kualitas (nilai gizi) lebih tinggi dibandingkan dengan
protein nabati. Namun demikian, campuran beberapa bahan makanan sumber protein
nabati dapat menghasilkan komposisi asam amino yang secara keseluruhannya
mempunyai kualitas yang cukup tinggi.
Protein
merupakan unsur nutrien yang sangat penting untuk pertumbuhan, mempertahankan
dan menggantikan dan mengganti sel atau jaringan yang rusak. Protein merupakan
sumber energi selain karbohidrat dan lemak. Setiap 1 gram protein menghasilkan
4 kkal. Makanan yang masuk dalam lambung
dengan bantuan enzim pepsin akan mengubah protein menjadi albuminosa dan
pepton. Selanjutnya albuminosa dan pepton
dalam usus halus dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas akan
diubah-ubah menjadi asam amino. Asam amino diserap atau berdifusi ke aliran
darah untuk dimanfaatkan oleh sel dan jaringan sebagai bahan energi.
Asam
amino yang tidak dapat digunakan di transpor kembali ke hati, untuk kemudian
dilakukan katabolisme melalui prose deaminase, di mana terjadinya pemindahan nitrogen
dari asam amino dengan menghasilkan ammomia dan asam keton. Amonia diubah-ubah
menjadi urea dan dibuang melalui ginjal, sedangkan asam keton dimanfaatkan
untuk pembentukan asam amino lain.
2.
Pencernaan
Protein Makanan
Di
dalam rongga mulut, protein makanan belum mengalami proses pencernaan. Baru di
dalam lambung terdapat enzim pepsine dan HCl yang bekerja sama memecah protein
makanan menjadi metabolite intermediate tingkat polypeptida, yaitu peptone,
albumosa dan proteosa.
Di
dalam duodenum protein makanan yang sudah mengalami pencernaan parsial itu
dicerna lebih lanjut oleh enzim yang berasal dari cairan pankreas dan dari
dinding usus halus. Pankreas menghasilkan enzim-enzim proteolitik trypsine dan
chemomotrypsine, sedangkan sekresi dinding usus mula-mula disangka hanya
terdiri atas satu enzim yang diberi nama erepsine, tetapi kemudian ternyata
bahwa erepsine tersenut merupakan campuran dari sejumlah enzim-enzim
oligopeptidase, yaitu yang memecah ikatan-ikatan oligopeptida. Oleh erepsine,
oligopeptida dipecah lebih lanjut menjadi asam-asam amino. Cairan empedu tidak
mengandung enzim yang memecah protein.
3.
Absorpsi
dan Transpor
Di
dalam usus halus, protein makanan dicerna total menjadi asam-asam amino, yang
kemudian diserap melalui sel-sel ephitelium dinding usus. Semua asam amino
larut dalam air sehingga dapat berdifusi secara pasif melalui membrana sel.
Ternyata bahwa kecepatan dan mudahnya asam amino menembus membrana sel melebihi hasil difusi pasif, dan untuk
berbagai asam amino tidak sama, ada yang lebih mudah dan cepat, tetapi ada yang
lebih lambat penyerapannya. Bahkan asam-asam amino tersebut dapat diserap
menentang suatu gradient konsentrasi (consentration gradient), yang tidak
mungkin terjadi pada difusi pasif.
Pada
umumnya protein dicerna dan diserap secara sempurna, sehingga di dalam tinja praktis tak tersisa protein makanan.
Memang dalam tinja ada protein, tetapi bukan berasal dari makanan, melainkan
dari cairan pencernaan, dari sel-sel epithel usus yang terlepas dan sebagian
besar dari mikroflora usus yang terbawa ke dalam tinja tersebut. Pemecahan
protein oleh mikroflora usus menimbulkan proses pembusukan (putrefaction).
Setelah
asam amino diserap ke dalam jaringan dinding usus, terus dialirkan ke dalam
kapiler darah dan melalui vena portae ke dalam hati.
Dalam
aliran darah, asam amino ditransport bersama albumin, tetapi ikatannya sangat
longgar, sehingga dianggap sebagai asam amino bebas. Dengan menambahkan alkohol
kepada sampel plasma, ikatan asam amino dengan albumin ini terputus dan
terdapatlah asam amino bebas di dalam pusat plasma tersebut, yang dapat
ditentukan kuantitasnya.
Proses
terjadinya pencernaan dan penyerapan makanan jenis protein secara berurutan
adalah sebagai berikut:
a.
Di
mulut: Pencernaan mekanik oleh gigi, dan tidak terjadi pencernaan secara
kimiawi.
b.
Di
lambung: Gerakan lambung merupakan pencernaan mekanis di daerah ini, sedangkan
pencernaan kimiawi yang terjadi di dalamnya adalah penguraian protein menjadi
pepton dan asam amino yang dilakukan oleh enzim pepsin.
c.
Di
usus halus: Pencernaan mekanik dilakukan oleh gerak peristaltik usus, sementara
pencernaan kimiawi berlangsung melalui enzim peptidase mengurai polypeptida
menjadi asam amino.
Hasil
akhir proses pencernaan protein dalam bentuk asam amino akan diangkut ke
seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Adapun makanan yang tidak diserap
oleh usus halus, akan masuk ke usus besar, dalam usus besar terjadi penyerapan,
sedangkan sisa-sisanya akan dibuang ke dalam faeces atau tinja.
4.
Ekskresi
Protein
Pada
umumnya orang sehat tidak mengekskresikan protein, melainkan sebagai
metabolitnya atau sisa metabolisme.
3.3. Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan
organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan
oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu
(zat pelarut lemak), seperti petroleum benzena, ether.
1.
Lemak
pada makanan
Lemak
di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral,
atau triglyceride, yang molekulnya terdiri atas satu molekul glycerol
(glycerin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada glycerol tersebut
dengan ikatan ester. Ketiga asam lemak tersebut bisa sama semua, tetapi dapat
juga dua sama atau ketiganya tidak ada yang sama.
a.
Sumber
Lemak
Menurut
sumbernya kita membedakan lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal
dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari
binatang, termasuk ikan, telur dan susu.
b.
Penentuan
Lemak dalam makanan
Lemak
dalam bahan makanan ditentukan dengan metode ekstraksi beruntun di dalam alat
Soxhlet, mempergunakan ekstraktans pelarut lemak, seperti Petroleum benzena
atau ether. Bahan makanan yang akan ditentukan lemaknya, dipotong-potong
setelah dipisahkan dari bagian yang tidak dimakan seperti kulit dan lainnya.
2.
Metabolisme
Lemak
a.
Pencernaan
Lemak
Lemak
di dalam makanan tidak mengalami pencernaan di dalam rongga mulut, karena tidak
ada enzim yang dapat memecahnya. Di dalam gaster ada enzim Lipase, tetapi
pengaruhnya terhadap pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali; pH
di dalam gaster tidak cocok untuk aktivitas lipase tersebut.
Di
dalam duodenum lemak dipecah oleh enzim lipase yang berasal dari sekresi
pankreas. Triglycerida dipecah menghasilkan campuran metabolit dan
monoglycerida serta asam lemak bebas. Asam lemak dengan rantai karbon panjang
tidak larut di dalam air, tetapi membuat ikatan kompleks dengan garam empedu
yang membuatnya menjadi dapat larut (emulsi). Asam lemak rantai karbon pendek
dan intermediat lebih mudah larut dalam air, sehingga lebih mudah diserap
melalui dinding epithel saluran pencernaan.
Sekresi
cairan empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi mengandung
garam-garam empedu yang mengemulsikan lemak dan asam lemak hasil pencernaan,
menjadi butir-butir halus yang dapat menembus epithel usus, masuk ke dalam
lymphe jaringan.
b.
Penyerapan
dan Transpor
Semua
glycerida di dalam makanan dihidrolisa total di dalam saluran pencernaan (usus
halus) dan asam-asam lemak yang dipisahkan diemulsikan dengan pertolongan
garam-garam empedu (sodium taurocholate) menjadi butir-butir mikroskopik yang
berdiameter 0,5u atau lebih kecil lagi, yang mudah menembus epitel usus.
Pencernaan
dan penyerapan makanan jenis lemak secara berurutan adalah sebagai berikut:
a.
Di
mulut: Pencernaan mekanik oleh gigi dan selanjutnya makanan masuk ke lambung.
b.
Di
lambung: Pencernaan mekanik oleh gerakan lambung, sedangkan secara kimiawi
enzim lipase (tributirase) akan mengurai lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Selanjutnya makanan masuk ke usus halus.
c.
Di
usus halus: Pencernaan mekanik oleh peristaltik usus, sedangkan pencernaan
kimiawinya adalah enzim lipase mengurai lemak menjadi asam lemak dan gliserol
(lanjutan dari lambung), getah empedu (berupa garam cholat) yang dihasilkan
oleh empedu berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak, sehingga menjadi
emulsi yang dapat diserap oleh usus halus.
c.
Asam
lemak
Asam
lemak alamiah selalu mengandung jumlah atom karbon genap, dengan rumus umum Cn
H2nO2, dengan n = 4, 6, 8,dan seterusnya sampai 18.
Deretan asam-asam lemak ini termasuk deretan asam lemak jenuh. Anggota deretan
ini yang mempunyai jumlah karbon terkecil (n=4) ialah asam butyrat, yang terdapat
di dalam mentega susu dengan kadar 6%. Makin pendek rantai karbonnya semakin
mudah larut dalam air dan semakin sukar larut dalam zat-zat pelarut lemak.
d.
Ekskresi
Lemak
diekskresikan sebagai bahan sisa (wasteproduct) CO2 dan H2O.
Lemak di dalam makanan tidak dicerna dan diserap seluruhnya melainkan ada
sebagian yang terbuang di dalam tinja. Kalau tinja mengandung kadar lemak
tinggi dari biasanya, disebut steatorrhoea. Dalam kondisi demikian, tinja
mempunyai volume besar dan berwarna agak pucat karena garam kalsium dari asam
lemak.
e.
Fungsi
Lemak bagi tubuh
Di
antara fungsi lemak bagi tubuh, yaitu:
1.
Lemak
sebagai sumber utama energi
2.
Lemak
sebagai sumber PUFA, dan
3.
Lemak
sebagai pelarut vitamin-vitamin yang larut lemak (vitamin A, D, E dan K.
Bagan tentang metabolisme.
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
![]() |
||||||||
![]() |
![]() |
|||||||
MEKANISME URUTAN PENCERNAAN MAKANAN
PENCERNAAN
|
KARBOHIDRAT
|
LEMAK
|
PROTEIN
|
||||
![]() |
Mekanik :
|
Gigi:
Memperkecil makanan
|
Gigi :
Memperkecil makanan
|
Gigi :
Memperkecil makanan
|
|||
Kimiawi :
|
Enzim ptyalin :
Polis:
Enzim maltase:
Disakarida:
monosakarida
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
||||
![]() |
Mekanik :
|
Gerak lambung:
Makanan halus
|
Gerak lambung:
Makanan halus
|
Gerak lambung:
Makanan halus
|
|||
Kimiawi :
|
Melanjutkan pencernaan dari mulut.
|
Enzim lipase:
Lemak: Asam
Lemak, Gliserol
|
Enzim Pepsin:
Protein: pepton, asam amino
|
||||
Usus Halus
|
Mekanik:
|
Peristaltik :
Makanan halus
|
Peristaltik :
Makanan halus
|
Peristaltik :
Makanan halus
|
|||
![]()
Kimiawi :
|
Enzim amilase. KH : Glosa, frutosa, galaktosa.
Enzim sukrosa:
Sukrosa : Fruktosa, Galaktosa.
Enzim maltosa:
Maltosa : glukosa.
Enzim Laktase:
Laktose, Glukosa. Galaktose.
|
Enzim lipase:
Lemak : Asam
Lemak gliserol.
Getah empedu:
Menurunkan tegangan permukaan.
|
Enzim peptidase polypeptida:
Asam amino.
|
||||
PENYERAPAN
|
GLUKOSA
|
Asam Lemak dan Giliserol
|
Asam Amino
|
III
KESIMPULAN
Proses
pencernaan makanan sangat penting sebelum makanan diabsorbsi atau diserap oleh
dinding saluran pencernaan. Zat-zat makanan tidak dapat diserap dalam bentuk
alami dan tidak berguna sebagai zat nutrisi sebelum proses pencernaan awal. Zat
makanan akan dipersiapkan untuk diabsorbsi melelui proses – proses tertentu
dengan bantuan enzim-enzim tertentu dalam saluran pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Aris,
Tarwoto,Wartonah.2009. Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Kebidanan.Jakarta:CV.
Trans Info Media
2.
Sediaoetama,
Ahmad Djaeni.2004,2006,2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi.Jakarta:Dian
Rakyat
3.
Irianto,Djoko
Pekik.2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan.
Yogyakarta:CV.Andi Offset
Baccarat | Casino Software | Casino Software | Tips
BalasHapusBaccarat is a game worrione that's available in nearly all online casinos worldwide, and one of the main features of a casino game is that 인카지노 it's a very งานออนไลน์ popular